...AKU TAKUT...

aku benci kau.

aku sayang dia.

siapa sebenarnya yang rasa sayang dan benci ini?

hati.

siapa yang berkuasa atas tingkah sang hati?

pemilik mutlak perasaan dalam diri,

pernah juga terdetik,

bagaimana tafsiran sang hati ini?

sungguh, aku ingin tahu..

lantaran aku tak mahu terus-terusan membenci,

juga tak mahu terlalu suka.

kerana takut benci itu membuahkan hati yang hitam,

dan suka itu mendorong syirik.

manusia kerap lalai,

dalam melalui hidup kurniaan-Nya,

nama manusia itu pula yang menjadi zikir..

aku takut......

.:nota hati:.

pernah sang pencinta berkata,

manusia bila jatuh cinta,

kalau hidup dalam gudang roti pun akan lapar,

bila cintanya tak dibalas.

memang.

lapar bukan sebab tidak makan,

tapi banyak makan,

makan hati.

...A CREED TO LIVE BY...

don't undermine your worth by comparing yourself with others;

it is because we are different that each of us is special.

don't set your goals by what other people says important;

only you know what's best for you.

don't let your life slip through your fingers by living in the past;

by living your life one day at a time, you'll live all the days of your life.

don't give up when you still have something to give;

nothing is really over, until the moment you stop trying.

don't be afraid to encounter risks;

it's by taking chances that we learn how to be brave.

...memori si ikan emas...

memori usang dari manusia itu tak mungkin berlalu,

untuk melupakannya, sungguh aku tak mampu,

tapi, aku juga tidak mahu dibelenggu selalu,

andai kau tahu.

Ya Allah,

sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui,

betapa aku tidak mahu dia menandingiMu,

sememangnya dia tidak layak.

tapi aku rasakan aku semakin lemah dalam berjuang dengan perasaan,

hatiku semakin membeku.

ya Allah,

andai memoriku harus menjadi memori si ikan emas,

aku rela sekiranya itu mampu untuk membuat aku dekat denganMu.

biarlah memori itu bartahan 3 saat cuma,

dan lebihan usiaku hanya untukMu....

...di hati...

terkadang, aku rasakan yang aku pun tidak mengenali diri ini...

terasa asing dari jasad sendiri..

lalu aku bertanya pada hati,

siapa aku pada realiti?

aku tanya juga pada naluri,

benarkah jawapan hati?

ternyata, hati dan naluri tidak selari,

takut pula mendengar jawapan dari sang nafsu nanti,

jawapan sebenar tidak ku temui..

lantaran, aku tanya pula pada akal yang menanti,

lama pula masa yang perlu untuk meneliti.

semakin tidak memahami diri ini...

saat ini baru aku sedari,

mengapa ini terjadi,

kerana engkau masih di hati.

astaghfirullah hal azim.....